Menyambung Belajar Bareng Digdaya (Berdaya) seri pertama yang membahas secara singkat mengenai konsep Appreciative Inquiry (AI), Berdaya hadir kembali pada Selasa (27/9) dengan mengangkat pengalaman dari lapangan ketika menerapkan AI di masyarakat. Hadir pada Berdaya kali ini adalah Ryan I. Sihombing, Direktur Anama Consulting, bagian dari Gaia Group yang fokus pada penelitian sosial dan Aria Atyanto peneliti sosial dari PT Gaia Eko Daya Buana.
Ryan, berbagi cerita tentang pengalaman pertamanya berkenalan dengan AI sebagai metode fasilitasi. Ia mengenal AI pada 2018 silam dan baru mendapatkan kesempatan untuk menerapkannya secara langsung pada 2020 di Riau. Ketika mengaplikasikan AI, ia menyadari bahwa esensi AI adalah menekankan pada potensi atau kekuatan kelompok sebelum menghadirkan solusi yang diwujudkan dalam action plan. Berbeda dengan problem solving yang hanya fokus dalam penyelesaian masalah.
Menariknya, ia juga bercerita mengenai tantangannya ketika harus memfasilitasi AI. Dengan latar belakangnya sebagai peneliti sosial yang kerap kali menggali informasi dan data, ia perlu membatasi peran tersebut ketika menjadi fasilitator. Ia menyadari bahwa fasilitator perlu hadir penuh dan mendengarkan aktif informasi yang disampaikan oleh peserta pertemuan. Pada waktu yang bersamaan, ia juga harus berpikir mengenai tahapan AI selanjutnya yang perlu dilakukan. Pengalaman ini mendorongnya untuk terus belajar dalam meningkatkan kapasitas diri sebagai seorang fasilitator.
Lain lagi dengan Aria. Ia merasa senang ketika pertama kali menerapkan AI di desa. Baginya, AI memberikan kesempatan tak hanya untuk belajar bersama masyarakat, namun juga mengasah skillnya sebagai fasilitator. Dengan latar belakang yang sama seperti narasumber sebelumnya, ia juga mengalami tantangan ketika harus memposisikan diri sebagai seorang fasilitator, bukan peneliti.
Salah satu tips yang disampaikan Aria ketika akan memulai fasilitasi adalah memberikan rekap informasi temuan di lapangan yang dilakukan sebelum sesi fasilitasi dimulai. Tips ini ia terapkan untuk membantu masyarakat menemukan potensi yang mungkin menjadi kekuatan bagi mereka sekaligus menjawab pertanyaan discovery. Sementara itu, pada tahap dream, ia merasa bahwa tahap ini adalah tahap yang paling menyenangkan karena ia pernah menerapkan dengan metode menggambar sehingga seakan-akan masyarakat diajak membayangkan apa yang terjadi ke depan di daerahnya dengan dibantu visualisasi di atas kertas.
Pengalaman yang dibagikan oleh Ryan dan Arya ini menunjukkan bahwa pendekatan Appreciative Inquiry memberikan pengalaman emosi yang menyenangkan dan bersemangat bagi anggota masyarakat, sehingga dapat mendorong terjadinya partisipasi penuh dan terbangunnya kepercayaan terhadap fasilitator dan proses diskusi. Hasilnya, AI tidak hanya tidak hanya digunakan untuk mewujudkan lahirnya komitmen aksi berkelanjutan yang melibatkan masyarakat sedari awal, namun juga menjadi proses belajar bagi seorang fasilitator.